Kaba Nurani, KPKBI
Sumbar dan Nurani Perempuan WCC melakukan hearing ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat pada senin (8/4). Hearing ini berlangsung dari pukul 08.00-09.30
WIB di ruangan kerja Sub. Divisi PPK. Pada kesempatan kali ini, dialog terkait tentang
kesehatan Ibu dan Anak di Sumatera Barat. Data statistic menunjukkan bahwa
angka kematian ibu (AKI) melahirkan masih tergolong tinggi.
Hearing
ini dihadiri oleh Syafwan dan dr. Vio dari DinKes, Prof. Afrizal dari FISIP
UNAND, Yefri Heriani direktur Nurani Perempuan WCC, Firdaus Jamal direktur PKBI
Sumbar dan aktifis dari dua lembaga tersebut. Pada dialog ini juga disampaikan
bahwa kesehatan ibu hamil dan kehamilan tidak diinginkan (KTD) menjadi salah
satu persoalan yang berujung pada kematian ibu. Pada sejumlah kasus abortus,
praktek dilakukan tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis, sehingga berakibat pendarahan
dan kematian terhadap ibu.
KTD
merupakan akibat dari kekerasan seksual yang dilakukan terhadap perempuan. Pada
tahun 2012 di Kabupaten 50 Kota, tercatat 117 kasus oleh dinkes kehamilan yang
tidak diinginkan dan 2 diantaranya meninggal. Dimana pola relasi yang timpang
antara perempuan dan laki-laki ini membuat kekerasan ini selalu terjadi dan
tertanam ditengah-tengah masayarakat kita, ujar Yefri Heriani.
Menurut
dr. Vio, angka kesehatan ibu dan anak ini masih jauh dari target yang diberikan
oleh MDGs. “Namun untuk angka kesehatan anak kita optimis tercapai pada tahun
2015 nanti. Khusus untuk kesehatan ibu, kita masih perlu kerja ekstra untuk
menekan angka kematian ibu tersebut. Karena praktek-praktek persalinan yang
tidak menggunakan tenaga medis ini menjadi salah satu hambatan kita. Persoalan
sosial budaya setempat yang masih dikukuhkan oleh masyarakat sebagai
alternative-alternatif dalam persalinan atau pengobatannya. Misalnya di
mentawai, dengan keterbatasan jarak dan akses ke fasilitas kesehatan akhirnya
lebih memilih untuk bersalin dengan dukun didekat dia tinggal”, katanya.
Syafwan
menambahkan bahwa sinergitas antara NGO dan dinas kesehatan juga diharapkan
dapat mewujudkan jaminan kesehatan ibu dan anak yang baik. Beliau juga berharap
ada kerjasama program atau kegiatan kedepannya.
Pada
akhir diskusi Prof. Afrizal menyampaikan bahwa, apapun program-program yang ada
di kegiatan masyarakat, hal yang paling penting untuk kita perhatikan adalah terlembaganya
program tersebut dalam institusi masayarakat. NGO pada dasarnya berkerja untuk
proses yang lebih dalam dan meng-institusional didalam masyarakat terkait
program apapun itu. Sehingga sinergitas antara NGO dan pemerintah ini
diharapkan mampu melakukan pendampingan intensif pada program-program yang
ditujukan untuk masyarakat. (Tya)
No Response to "Hearing: Kehamilan tidak diinginkan (KTD) penyumbang angka kematian ibu"
Posting Komentar