Selasa, 09 April 2013

Hearing: Kehamilan tidak diinginkan (KTD) penyumbang angka kematian ibu

Categories: ,

Kaba Nurani, KPKBI Sumbar dan Nurani Perempuan WCC melakukan hearing ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat pada senin (8/4). Hearing ini berlangsung dari pukul 08.00-09.30 WIB di ruangan kerja Sub. Divisi PPK. Pada kesempatan kali ini, dialog terkait tentang kesehatan Ibu dan Anak di Sumatera Barat. Data statistic menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) melahirkan masih tergolong tinggi.


Hearing ini dihadiri oleh Syafwan dan dr. Vio dari DinKes, Prof. Afrizal dari FISIP UNAND, Yefri Heriani direktur Nurani Perempuan WCC, Firdaus Jamal direktur PKBI Sumbar dan aktifis dari dua lembaga tersebut. Pada dialog ini juga disampaikan bahwa kesehatan ibu hamil dan kehamilan tidak diinginkan (KTD) menjadi salah satu persoalan yang berujung pada kematian ibu. Pada sejumlah kasus abortus, praktek dilakukan tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis, sehingga berakibat pendarahan dan kematian terhadap ibu.

KTD merupakan akibat dari kekerasan seksual yang dilakukan terhadap perempuan. Pada tahun 2012 di Kabupaten 50 Kota, tercatat 117 kasus oleh dinkes kehamilan yang tidak diinginkan dan 2 diantaranya meninggal. Dimana pola relasi yang timpang antara perempuan dan laki-laki ini membuat kekerasan ini selalu terjadi dan tertanam ditengah-tengah masayarakat kita, ujar Yefri Heriani.

Menurut dr. Vio, angka kesehatan ibu dan anak ini masih jauh dari target yang diberikan oleh MDGs. “Namun untuk angka kesehatan anak kita optimis tercapai pada tahun 2015 nanti. Khusus untuk kesehatan ibu, kita masih perlu kerja ekstra untuk menekan angka kematian ibu tersebut. Karena praktek-praktek persalinan yang tidak menggunakan tenaga medis ini menjadi salah satu hambatan kita. Persoalan sosial budaya setempat yang masih dikukuhkan oleh masyarakat sebagai alternative-alternatif dalam persalinan atau pengobatannya. Misalnya di mentawai, dengan keterbatasan jarak dan akses ke fasilitas kesehatan akhirnya lebih memilih untuk bersalin dengan dukun didekat dia tinggal”, katanya.

Syafwan menambahkan bahwa sinergitas antara NGO dan dinas kesehatan juga diharapkan dapat mewujudkan jaminan kesehatan ibu dan anak yang baik. Beliau juga berharap ada kerjasama program atau kegiatan kedepannya.

Pada akhir diskusi Prof. Afrizal menyampaikan bahwa, apapun program-program yang ada di kegiatan masyarakat, hal yang paling penting untuk kita perhatikan adalah terlembaganya program tersebut dalam institusi masayarakat. NGO pada dasarnya berkerja untuk proses yang lebih dalam dan meng-institusional didalam masyarakat terkait program apapun itu. Sehingga sinergitas antara NGO dan pemerintah ini diharapkan mampu melakukan pendampingan intensif pada program-program yang ditujukan untuk masyarakat. (Tya)

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Hearing: Kehamilan tidak diinginkan (KTD) penyumbang angka kematian ibu"

Posting Komentar