Kamis, 30 Mei 2013

Hamil Usia Muda Rentan Hipertensi

Categories:



Kaba Nurani, Hipertensi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tu­ber­kulosis, yakni mencapai 6,7 persen di Indonesia. Hi­per­tensi paling rentan meng­ancam wanita hamil di usia muda.

Kepala Dinas Kesehatan Limapuluh Kota Prima Nofeki Syahril menyebut, 117 kasus kehamilan di luar nikah tahun 2012 di Kabupaten Limapuluh Kota merupakan fenomena gunung es. Sebagian besar korban kehamilan di luar ni­kah berusia di bawah 20 tahun dan kelompok berisiko tinggi mengalami keracunan pada kehamilan sebagai dampak hipertensi. Sehingga keha­milan pada wanita muda harus dirawat, walaupun kehamilan itu tidak diinginkan.

Hal itu terungkap dalam diskusi memperingati Hari Kesehatan Internasional (HKI) yang jatuh pada hari Minggu (7/4). Diskusi ini digelar Water Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumbar di sekre­tariat Nurani Perempuan, akhir pekan lalu. Hadir saat itu Dinas Kesehatan Limapuluh Kota, Persatuan Keluarga Be­ren­cana Indonesia (PKBI).

Data lain menunjukkan, kekerasan terhadap perem­puan hamil berkisar 13 – 41 persen dan kekerasan pada remaja yang mengalami keha­milan tak diinginkan lebih 58 persen. Dampak kekerasan pada perempuan salah satunya adalah depresi yang meru­pakan pemicu hipertensi.

Menyikapi kondisi serta kerentanan ibu  dan remaja perempuan yang hamil, maka Nurani Perempuan dan PKBI Sumbar mendorong keluarga dan masyarakat memberikan nilai dan makna penting terha­dap perawatan kehamilan da­lam kondisi apa pun.

“Ibu dan remaja perem­puan yang hamil harus men­dapatkan perhatian dan per­la­kuan baik serta perawatan dan pe­meriksaan kehamilan secara ber­kala,” ujar Ketua Pengurus Ha­rian Daerah PKBI Sumbar, Afrizal.

Dia meminta Dinas Kese­hatan menjamin ketersediaan dan akses layanan serta me­mastikan tidak terjadi perla­kuan diskriminatif. Tenaga kesehatan yang terlatih dan cakap dapat memberikan laya­nan berkualitas kepada ibu hamil sehingga keterlambatan pelayanan tidak terjadi.

Informasi yang lengkap dan jelas harus tersedia, se­hingga memudahkan ibu ha­mil, keluarga (termasuk sua­mi) serta masyarakat mem­buat keputusan jika terjadi kondisi darurat, misal kejang karena hipertensi. “Kartu Jam­persal juga diberikan remaja perempuan yang menjadi kor­ban kehamilan tak diingin­kan,” ujar Direktur WCC Nura­ni Perempuan, Yefri Heriani.

Mereka meminta Badan Pemberdayaan Perempuan (BPP) terlibat aktif mem­beri­kan pendidikan dan upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan karena hiper­tensi. BPP jangan melihat kehamilan sebagai peristiwa medis yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi juga dipan­dang sebagai peris­tiwa sosial.

“Kita juga mendorong Di­nas Pendidikan segera mel­a­kukan tindakan strategis me­nyikapi perilaku seksual aktif remaja, terutama pelajar dan mahasiswa dan berbagai kasus perkosaan yang sasarannya adalah para remaja. Risiko terbesar jelas akan dihadapi oleh remaja perempuan. Be­ban psikologis karena keha­milan dan minimnya upaya pemuli­han akan memberikan dampak bu­ruk jangka panjang pada generasi ke depan,” tam­bah Yefri.

Aparat penegak hukum, terutama kepolisian yang me­la­kukan penyidikan dan pe­nyelidikan, diharapkan ber­tindak cepat menangani kasus keja­hatan seksual yang kor­bannya remaja. Kecermatan dan kesigapan aparat penegak hukum penting dalam men­dukung upaya pemenuhan hak-hak konstitusional korban.

“Penegakan hukum secara adil dapat mendorong peru­bahan dan menjadi bagian pen­ting dalam menyela­mat­kan jiwa manusia,” ulas Afrizal. (Padeks)

ed. Fadhli

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Hamil Usia Muda Rentan Hipertensi"

Posting Komentar